Profil Desa Kraguman

Ketahui informasi secara rinci Desa Kraguman mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kraguman

Tentang Kami

Profil Desa Kraguman, Kecamatan Jogonalan, Klaten. Desa industri di mana pijar api dan denting logam dari sentra pengecoran menjadi denyut nadi utama, menopang ekonomi warga melalui keterampilan warisan pandai besi modern yang tangguh.

  • Sentra Industri Pengecoran Logam Skala Rumahan

    Desa Kraguman merupakan salah satu pusat penting industri pengecoran (cor) logam skala kecil dan menengah (IKM) di Klaten, dengan puluhan bengkel kerja yang tersebar di seluruh desa.

  • Bagian dari Klaster Industri Logam Ceper-Jogonalan

    Desa ini menjadi bagian tak terpisahkan dari klaster industri logam yang lebih besar di wilayah Ceper-Jogonalan, yang secara historis dikenal sebagai kawasan para pandai logam.

  • Menghadapi Tantangan Teknologi, Pasar, dan Lingkungan

    Sebagai industri padat karya dan energi, para perajin di Kraguman terus berjuang menghadapi tantangan modern, mulai dari persaingan pasar, inovasi teknologi, hingga isu lingkungan.

XM Broker

Pijar api dari tungku peleburan dan denting logam yang beradu menjadi simfoni produktivitas yang khas di Desa Kraguman, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten. Desa ini telah lama dikenal sebagai salah satu kampung pandai logam modern, di mana tanah agraris berbagi ruang dengan bengkel-bengkel pengecoran yang tak pernah berhenti berproduksi. Di sini, semangat dan keterampilan para empu di masa lalu berevolusi menjadi sebuah industri kerakyatan yang tangguh.Profil Desa Kraguman Jogonalan Klaten ini akan membawa Anda ke dalam dunia yang panas, keras, namun penuh dengan semangat wirausaha. Desa ini merupakan bagian vital dari klaster industri logam Ceper-Jogonalan yang legendaris. Dari tangan-tangan terampil warganya, logam bekas yang tak berharga dilebur dan dicetak kembali menjadi berbagai produk fungsional yang menopang berbagai sektor, dari otomotif hingga rumah tangga. Kisah Kraguman ialah tentang transformasi, kerja keras dan resiliensi sebuah komunitas industri di tengah kepungan zaman.

Lokasi Geografis dan Bagian dari Klaster Industri Logam

Desa Kraguman terletak di wilayah Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya sangat strategis karena berada dalam lingkup geografis klaster industri pengecoran logam yang secara historis berpusat di Kecamatan Ceper dan meluas hingga ke Jogonalan. Kedekatan ini menciptakan sebuah ekosistem industri yang saling mendukung, mulai dari pasokan bahan baku hingga jaringan pemasaran.Luas wilayah Desa Kraguman tercatat sekitar 171,4 hektare atau 1,714 km². Tata guna lahan di desa ini menunjukkan perpaduan antara lahan pertanian yang masih dipertahankan dengan area permukiman yang menyatu dengan bengkel-bengkel kerja (besalen). Secara administratif, Desa Kraguman berbatasan dengan beberapa desa tetangga. Di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Tambakan. Di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Wonoboyo. Untuk batas sebelah selatan, bersebelahan dengan Desa Prawatan. Sementara itu, batas sebelah baratnya ialah Desa Joton.

Mengurai Sejarah: Dari Desa Agraris ke Kampung Pande Modern

Sejarah Desa Kraguman sebagai sebuah permukiman agraris sama tuanya dengan desa-desa lain di sekitarnya. Mengenai asal-usul nama "Kraguman" yang unik, terdapat beberapa penafsiran lokal, salah satunya mengaitkannya dengan kata ragu-ragu atau gumun (heran), yang mungkin berhubungan dengan sebuah peristiwa atau legenda di masa lalu.Namun evolusi Kraguman menjadi pusat industri logam merupakan babak sejarah yang paling menentukan. Keahlian ini diyakini merupakan warisan turun-temurun dari tradisi pande besi (ahli besi) yang telah ada sejak era Kerajaan Mataram. Keterampilan menempa logam untuk membuat alat-alat pertanian dan senjata secara perlahan beradaptasi dengan kebutuhan zaman. Dengan diperkenalkannya teknik pengecoran modern, para pandai besi tradisional ini beralih menjadi ahli cor yang mampu memproduksi barang-barang secara massal. Keahlian ini menyebar dari satu keluarga ke keluarga lain, hingga akhirnya membentuk sebuah industri komunal yang menjadi identitas desa.

Sistem Pemerintahan dan Tata Kelola Desa Industri

Pemerintahan Desa Kraguman, yang beroperasi dari balai desa, mengemban tugas yang kompleks dalam mengelola sebuah desa industri. Pemerintah Desa, di bawah kepemimpinan Kepala Desa, tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur umum, tetapi juga pada pembinaan IKM (Industri Kecil dan Menengah). Isu-isu seperti pengelolaan limbah industri (termasuk limbah B3), keselamatan kerja, dan dampak lingkungan dari polusi udara menjadi perhatian serius dalam tata kelola desa.Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menjadi jembatan antara aspirasi para pengusaha cor dengan kebijakan pemerintah desa. Seringkali, pemerintah desa menjadi fasilitator yang menghubungkan para perajin dengan dinas perindustrian, lembaga pelatihan, atau program bantuan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi dan mengurangi dampak lingkungan.

Profil Demografi dan Komunitas Ahli Cor Logam

Berdasarkan data kependudukan per tahun 2024, Desa Kraguman dihuni oleh 4.305 jiwa. Dengan luas wilayah 1,714 km², tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi, mencapai sekitar 2.512 jiwa per kilometer persegi. Karakteristik utama masyarakatnya ialah pekerja keras, ulet, dan memiliki keahlian spesifik dalam teknologi pengecoran logam.Sebagian besar angkatan kerja produktif di desa ini bekerja di sektor industri logam. Mereka terbagi dalam berbagai peran, mulai dari pemilik bengkel, operator tungku peleburan, pembuat cetakan pasir, tukang cor, hingga tenaga finishing (gerinda dan poles). Keterampilan ini seringkali dipelajari secara otodidak dan turun-temurun. Di samping industri utama ini, sektor pertanian tetap menjadi sandaran bagi sebagian kecil warga, menyediakan keseimbangan ekonomi dan pangan.

Roda Ekonomi: Proses Pengecoran Logam dari Dapur hingga Pasar

Industri pengecoran logam merupakan mesin ekonomi Desa Kraguman. Prosesnya, meskipun banyak dilakukan dengan peralatan sederhana, membutuhkan keahlian, pengalaman, dan ketahanan fisik yang tinggi. Proses Produksi: Dimulai dari peleburan bahan baku, yang umumnya berupa logam bekas (skrap) aluminium, kuningan, atau besi di dalam tungku kowi. Sementara itu, para pekerja lain menyiapkan cetakan yang terbuat dari pasir khusus. Setelah logam mencair pada suhu ratusan derajat Celsius, cairan pijar tersebut dituang dengan hati-hati ke dalam cetakan. Setelah dingin, cetakan pasir dipecah untuk mengeluarkan produk cor yang masih kasar. Tahap terakhir ialah finishing, di mana produk dibersihkan, digerinda, dan dipoles hingga halus. Produk Unggulan: Produk yang dihasilkan sangat beragam, tergantung spesialisasi masing-masing bengkel. Banyak yang memproduksi komponen otomotif (seperti blok mesin), suku cadang mesin pertanian, peralatan rumah tangga (seperti wajan dan dandang), hingga barang-barang artistik seperti hiasan pagar, lampu taman, dan plakat. Jaringan Pemasaran: Para perajin di Kraguman umumnya melayani pesanan dari para pedagang besar atau menjadi pemasok bagi industri yang lebih besar di kota-kota seperti Surabaya, Jakarta, dan Semarang.

Infrastruktur Penunjang Industri dan Kehidupan

Infrastruktur di Desa Kraguman dikembangkan untuk menopang kebutuhan industri berat skala rumahan. Jaringan listrik dengan kapasitas yang cukup menjadi kebutuhan vital untuk tungku-tungku peleburan dan mesin-mesin gerinda. Akses jalan yang kuat dan lebar juga penting untuk lalu lintas truk pengangkut bahan baku skrap dan produk jadi yang berat.Fasilitas umum untuk warga seperti sekolah dasar, PAUD, dan sarana ibadah tersedia dengan baik. Pemerintah desa dan lembaga terkait juga terus berupaya meningkatkan kesadaran akan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di kalangan para pekerja, mengingat tingginya risiko dalam industri ini.

Kehidupan Sosial: Solidaritas Ditempa dalam Bara Api

Profesi yang keras dan penuh risiko telah menempa solidaritas yang sangat kuat di antara masyarakat Kraguman. Mereka terikat oleh nasib dan keahlian yang sama. Hubungan antar pemilik bengkel seringkali bersifat kolaboratif, di mana mereka bisa saling meminjam peralatan atau berbagi pesanan jika ada yang kelebihan muatan.Semangat gotong royong terwujud dalam bentuk saling membantu saat proses pengecoran besar atau saat ada musibah. Jaringan sosial yang erat ini menjadi jaring pengaman yang penting dalam sebuah industri yang penuh dengan ketidakpastian. Kehidupan komunal yang guyub tetap terjaga di tengah panasnya api dan kerasnya denting logam.

Tantangan, Inovasi, dan Masa Depan Industri Cor Logam

Industri cor logam tradisional di Kraguman menghadapi tantangan multidimensi di era modern. Tantangan Teknologi dan Pasar: Persaingan dengan produk pabrikan yang diproduksi dengan mesin-mesin canggih dan presisi tinggi menjadi ancaman utama. Volatilitas harga bahan baku (skrap logam) juga sangat mempengaruhi keberlangsungan usaha. Tantangan Lingkungan dan Kesehatan: Polusi udara dari asap peleburan dan pengelolaan limbah padat (terak logam dan sisa pasir cetakan) merupakan isu lingkungan yang serius. Risiko kesehatan bagi para pekerja akibat paparan panas, debu, dan uap logam juga sangat tinggi. Tantangan Regenerasi: Pekerjaan yang berat membuat profesi ini kurang menarik bagi generasi muda, mengancam keberlanjutan warisan keterampilan ini.Masa depan industri ini sangat bergantung pada inovasi dan adaptasi. Upaya ke arah penggunaan teknologi tungku yang lebih ramah lingkungan dan efisien (seperti tungku induksi), peningkatan kualitas produk melalui teknik cetak yang lebih baik, serta diversifikasi ke produk-produk bernilai seni tinggi menjadi kunci. Pembentukan koperasi untuk pengadaan bahan baku dan pemasaran bersama juga dapat memperkuat posisi tawar para perajin.Sebagai penutup, Desa Kraguman ialah simbol dari semangat industri rakyat yang tak kenal padam. Di tengah pijaran api dan kerja keras, masyarakatnya terus menempa logam dan nasib mereka. Meskipun jalan ke depan penuh dengan tantangan, dengan inovasi dan dukungan yang tepat, para pandai logam modern dari Kraguman memiliki potensi untuk terus berkarya dan menjadi bagian penting dari rantai industri nasional.